| Redaksi MotorNews
Pasar motor retro klasik di Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang semester pertama 2025. Berdasarkan data AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia), segmen ini tumbuh sebesar 14,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Fenomena ini tidak lepas dari tren gaya hidup urban yang mengedepankan karakter, estetika, dan nilai historis kendaraan.
Motor Retro Klasik, Antara Gaya dan Gairah
Model-model seperti Yamaha XSR 155, Honda CB350 H’ness, hingga Kawasaki W175 menjadi incaran para pecinta roda dua yang mendambakan nuansa klasik dengan sentuhan teknologi modern. Dilengkapi injeksi bahan bakar, sistem pengereman ABS, serta panel digital minimalis, motor-motor ini mampu menggabungkan citra lawas dengan performa kekinian.
Menurut survei internal OtomotifNews.com pada 3.500 responden pengguna motor retro:
68% menyukai desain tangki dan lampu bulat klasik
53% menggunakan motor retro untuk kebutuhan harian di perkotaan
29% membeli motor retro sebagai koleksi atau gaya hidup
Kustomisasi Jadi Daya Tarik Tambahan
Tak hanya digunakan sebagai kendaraan harian, motor retro klasik juga menjadi “kanvas hidup” bagi para builder dan modifikator. Tren kustomisasi café racer, scrambler, hingga bobber semakin menggeliat di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.
Andre Pratama, modifikator dari bengkel Garasi Tengah, menyebut bahwa 7 dari 10 proyek modifikasi di bengkelnya sepanjang 2024–2025 merupakan basis motor retro. “W175 dan XSR paling banyak diminta. Owner ingin tampil beda, tapi tetap ada nuansa klasik yang kuat,” ujarnya.
Peluang Pasar dan Potensi Ekspor
Beberapa produsen lokal seperti Viar, Esemka Motor, dan SM Sport mulai melihat celah pasar ini dengan memproduksi motor bergaya retro untuk pasar domestik dan regional Asia Tenggara. Kementerian Perindustrian juga mengakui bahwa motor klasik memiliki potensi ekspor, terutama ke negara dengan kultur heritage kuat seperti Jepang dan Thailand.
Retro Bukan Sekadar Gaya, Tapi Identitas
Motor retro klasik bukan sekadar alat transportasi. Ia adalah ekspresi gaya, memori, dan jati diri. Di tengah invasi motor listrik dan skutik otomatis, segmen ini tetap hidup, tumbuh, dan menggoda dengan estetika yang tak lekang waktu.
Leave a Reply